Sabtu, 17 Maret 2018

Alhamdulillah, Selesai Diwisuda

"Tak ada yang mampu membuat hari bergetar, kecuali saat Ibu mengatakan bangga dan terharu atas perjuangan seorang anak." - Dia Sarii

Masih segar dalam ingatan, 5 tahun lalu, tepatnya ketika kelas XII, saya dan teman sebangku membuat peta perjalanan hidup yang harus kami lalui 5 sampai 10 tahun ke dapan. Waktu itu saya membuat 2 planner yang berbeda. Dengan harapan, minimal satu diantara kedua planner tersebut benar-benar bisa saya raih.

Planning yang pertama adalah, kuliah di Universitas Negeri dengan jalur bidikmisi sambil bekerja paruh waktu. Sedangkan planning kedua adalah, kuliah di luar kota di sebuah perguruan tinggi ikatan dinas. Dan Alhamdulillah ... Allah maha baik kepada saya, sehingga kemarin tanggal 15 Maret 2018 saya diwisuda. Satu dari kedua planner tersebut diijabah oleh-Nya.

Sungguh bukan perjuangan yang singkat dan mudah. Saya harus bersaing dengan ratusan siswa lainnya kala itu untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi. Kerja keras, air mata serta doa kedua orangtua akhirnya mengantarkan saya mendapatkan beasiswa tersebut. Hingga kemudian, kemarin adalah puncak dari segala usaha dan doa selama ini.

Wisuda kemarin bukanlah akhir, namun merupakan titik balik yang akan membawa saya ke kehidupan yang sebanarnya. Bismillah ....

Minggu, 11 Maret 2018

Cinta

Aku mengenal banyak rasa cinta di dunia ini. Dari teman, sahabat, saudara dan keluarga. Dan dari semua itu, jenis cinta yang kudapatkan berbeda-beda. Hanya satu yang benar-benar memberikan cinta murni. Yaitu cinta dari IBU.


Beliau yang paling tidak egois. Selalu memberikan yang terbaik, meskipun sejatinya dirinya tersakiti. Dia yang paling merasa sedih jika anaknya disepelekan oleh orang lain. Hati beliau yang paling hancur bila melihat anaknya meneteskan air mata. Beliau hanya tampak keras di luar, tapi hatinya selembut salju. Beliau memberi cinta tanpa berharap balas dicinta. Beliau mencintai tanpa peduli sebanyak apa kekurangan sang anak. Tanpa peduli senakal apa anaknya. Tak ada cita-cita lain selain melihat anaknya hidup bahagia. 

Aku hanya mengenal satu cinta murni. Di saat mereka mendekat hanya ketika butuh, beliau memelukku ketika terjatuh. Beliau yang menjadikan hidup anaknya sempurna. Mengabaikan kulit wajahnya kusam tersiram terik, hanya untuk memberikan anaknya yang terbaik.