Selasa, 02 Januari 2018

[Review Buku] – Pacarmu Belum Tentu Jodohmu – Muhammad Syafi’ie El-Bantanie


Judul Buku      :  Pacarmu Belum Tentu Jodohmu
Penulis             :  Muhammad Syafi’ie El-Bantanie
Genre              :  Non Fiksi
Penerbit           :  Wahyu Qolbu (PT Wahyumedia)
Tebal               : 205 Halaman
Blurb               :                      
Pacaran bagi kebanyakan remaja mungkin mengasyikkan. Tapi tahukah kamu? Islam tidak mengenal pacaran. Bro/sist. Karena pacaran merupakan perbuatan yang mendekati zina. Lebih banyak mudharat daripada manfaatnya.
Kamu mungkin menganggap, pacarmu adalah segalanya. Berpikir, kalau si doi udah pasti akan menjadi pendampingmu kelak. Sampai-sampai memanggilnya pun udah Mama-Papa, bahkan nggak sedikit yang udah berani ngelakuin hubungan intim layaknya suami-istri. Astagfirullahal adzim. Apa kamu nganggap ini hal biasa, Bro/Sist? Hadeuh ... hadeuh ... “ Nepok jidat.


Ingat dong Bro/Sist, PACARMU BELUM TENTU JODOHMU! Jangan sampai deh nyerahin segalanya. Yang udah pasti paling banyak ruginya itu pihak cewek, lho, Sist! Begitu cowokmu udah bosan, kamu ditinggalin begitu aja, dalam keadaan hamil pula. Ibaratnya, habis manis sepah dibuang. Kalau udah kayak gini siapa coba yang bakal ikut nanggung aib? Orangtua kamu juga, kan? Emangnya kamu nggak kasihan sama orangtuamu?? Jadi ... udah deh nggak usah pacaran, Bro/Sist. Lebih banyak sia-sianya, tapi kalau kamu sudah terlanjur pacaran, ya udah putusin aja sekarang!
***
Setelah membaca buku ini, saya iseng membuka aplikasi browser dan melakukan pencarian dengan keyword : Pacaran Jaman Now. Dan, Astagfirullahal adzim ... Apa yang saya temukan adalah pemandangan yang mampu membuat saya mengurut dada. Pacaran sendiri sebenarnya sudah bukan hal asing lagi, bahkan sejak jaman saya duduk di bangku SMP, banyak teman-teman yang melakukan perbuatan tidak elok itu. tak dapat dipungkiri, saya pun pernah terjerumus ke dalamnya. Awalnya saya penasaran saja, apa sih esensi pacaran itu sendiri? Mengapa setiap hari teman-teman tak pernah absen untuk membicarakannya. Setelah saya menjalani sendiri, saya jadi risih. Dipaksa untuk duduk berdua dan berpegangan tangan. Beruntung saya memiliki orangtua yang sangat menentang keras perbuatan pacaran tersebut, sebelum saya terjerumus lebih jauh saya pun memutuskan untuk mengakhirinya. Saya malu, orangtua saya mati-matian bekerja keras untuk membiayai sekolah, masa saya mau main-main dan tidak fokus belajar?
Saya semakin takut untuk kembali berhubungan dengan lawan jenis kala teman-teman di lingkungan sekitar saya satu persatu berhenti sekolah karena hamil duluan. Tak sedikit pula yang sekolahnya terbengkalai akibat terlalu sedih karena diputusi pacar. Saya hanya menjadi pendengar setia kala itu. Ada yang pacaran berbulan-bulan kemudian putus karena diselingkuhi, ada yang putus karena bosan dan banyak alasan lainnya yang jika dibahas akan tidak akan cukup satu halaman. Pikiran saya kemudian mengarah pada pertanyaan serupa dengan judul buku di atas, untuk apa sebenarnya pacaran jika pada akhirnya bukan sang pacar yang menjadi suami di masa depan? Saya jadi ingat nasihat dari salah seorang bibi; nggak baik bagi perempuan sering bergonta-ganti pacar, nanti apa yang akan tersisa untuk suami. Beruntung islam mengatur dengan jelas larangan untuk tidak mendekati zina dan dengan hati lapang saya berani untuk mengatakan “say no to pacaran”.
Baca buku ini, insyaallah kalian akan menemukan cahaya yang mengantarkan kalian keluar dari kegelapan bernama “pacaran”.
Beberapa kutipan yang saya sukai dari buku “Pacarmu Belum Tentu Jodohmu” :
·         Kalau mau jujur, coba kamu perhatikan remaja sekarang, pacaran persis seperti orang membeli mangga. Dipegang-pegang dan dicium-cium dulu, masih untung kalau jadi.
·         Kamu bayangkan! Sampai hati kamu membohongi orangtua demi nge-date bareng pacar? Padahal pacarmu itu bukan siapa-siapamu,
·         Jujur, pacaran itu makan hati. Coba deh kamu cek saat kamu pacaran. Sering kan kamu merasa makan hati? Saat pacarmu ngobrol dengan cewek lain, kamu merasa cemburu. Lha wong pacarmu bukan siapa-siapamu. Tapi ituah bodohnya!
·         Yang terbaik dan teraman adalah tidak pacaran. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati! Kehomatan dan kemuliaanmu akan terjaga.
·         Semuanya kembali pada dirimu. Apakah kamu akan memuliakan dirimu dengan tidak pacaran untuk menjaga kesucian diri? Ataukah kamu tega merendahkan dan menghinakan dirimu sendiri dengan pacaran dan terjebak dalam kemaksiatan? Tentu saja sebagai orang beriman, kamu memilih menjaga kesucian diri. Maka, jomblo sebelum nikah adalah pilihan.

Buku ini juga dilengkapi dengan bab-bab yang sukses membuat baper. Layoutnya juga keren, bikin segar mata. Nggak nyesel deh sudah baca.  
   
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar