Judul Buku : Pacarmu Belum Tentu Jodohmu
Penulis : Muhammad Syafi’ie El-Bantanie
Genre : Non Fiksi
Penerbit : Wahyu Qolbu (PT Wahyumedia)
Tebal :
205 Halaman
Blurb :
Pacaran bagi kebanyakan remaja mungkin mengasyikkan.
Tapi tahukah kamu? Islam tidak mengenal pacaran. Bro/sist. Karena
pacaran merupakan perbuatan yang mendekati zina. Lebih banyak mudharat daripada
manfaatnya.
Kamu mungkin menganggap, pacarmu adalah segalanya.
Berpikir, kalau si doi udah pasti akan menjadi pendampingmu kelak.
Sampai-sampai memanggilnya pun udah Mama-Papa, bahkan nggak sedikit yang udah
berani ngelakuin hubungan intim layaknya suami-istri. Astagfirullahal adzim.
Apa kamu nganggap ini hal biasa, Bro/Sist? Hadeuh ... hadeuh ... “ Nepok
jidat.
Ingat dong Bro/Sist, PACARMU BELUM TENTU
JODOHMU! Jangan sampai deh nyerahin segalanya. Yang udah pasti paling banyak
ruginya itu pihak cewek, lho, Sist! Begitu cowokmu udah bosan, kamu
ditinggalin begitu aja, dalam keadaan hamil pula. Ibaratnya, habis manis sepah
dibuang. Kalau udah kayak gini siapa coba yang bakal ikut nanggung aib?
Orangtua kamu juga, kan? Emangnya kamu nggak kasihan sama orangtuamu?? Jadi ...
udah deh nggak usah pacaran, Bro/Sist. Lebih banyak sia-sianya, tapi
kalau kamu sudah terlanjur pacaran, ya udah putusin aja sekarang!
***
Setelah membaca buku ini, saya iseng membuka
aplikasi browser dan melakukan pencarian dengan keyword : Pacaran Jaman
Now. Dan, Astagfirullahal adzim ... Apa yang saya temukan adalah
pemandangan yang mampu membuat saya mengurut dada. Pacaran sendiri sebenarnya
sudah bukan hal asing lagi, bahkan sejak jaman saya duduk di bangku SMP, banyak
teman-teman yang melakukan perbuatan tidak elok itu. tak dapat dipungkiri, saya
pun pernah terjerumus ke dalamnya. Awalnya saya penasaran saja, apa sih esensi
pacaran itu sendiri? Mengapa setiap hari teman-teman tak pernah absen untuk
membicarakannya. Setelah saya menjalani sendiri, saya jadi risih. Dipaksa untuk
duduk berdua dan berpegangan tangan. Beruntung saya memiliki orangtua yang
sangat menentang keras perbuatan pacaran tersebut, sebelum saya terjerumus
lebih jauh saya pun memutuskan untuk mengakhirinya. Saya malu, orangtua saya
mati-matian bekerja keras untuk membiayai sekolah, masa saya mau main-main dan
tidak fokus belajar?
Saya semakin takut untuk kembali berhubungan dengan
lawan jenis kala teman-teman di lingkungan sekitar saya satu persatu berhenti
sekolah karena hamil duluan. Tak sedikit pula yang sekolahnya terbengkalai
akibat terlalu sedih karena diputusi pacar. Saya hanya menjadi pendengar setia
kala itu. Ada yang pacaran berbulan-bulan kemudian putus karena diselingkuhi,
ada yang putus karena bosan dan banyak alasan lainnya yang jika dibahas akan
tidak akan cukup satu halaman. Pikiran saya kemudian mengarah pada pertanyaan
serupa dengan judul buku di atas, untuk apa sebenarnya pacaran jika pada
akhirnya bukan sang pacar yang menjadi suami di masa depan? Saya jadi ingat
nasihat dari salah seorang bibi; nggak baik bagi perempuan sering
bergonta-ganti pacar, nanti apa yang akan tersisa untuk suami. Beruntung islam
mengatur dengan jelas larangan untuk tidak mendekati zina dan dengan hati
lapang saya berani untuk mengatakan “say no to pacaran”.
Baca buku ini, insyaallah kalian akan
menemukan cahaya yang mengantarkan kalian keluar dari kegelapan bernama
“pacaran”.
Beberapa kutipan yang saya
sukai dari buku “Pacarmu Belum Tentu Jodohmu” :
·
Kalau mau jujur, coba kamu perhatikan remaja sekarang, pacaran persis
seperti orang membeli mangga. Dipegang-pegang dan dicium-cium dulu, masih
untung kalau jadi.
·
Kamu bayangkan! Sampai hati kamu membohongi orangtua demi nge-date bareng
pacar? Padahal pacarmu itu bukan siapa-siapamu,
·
Jujur, pacaran itu makan hati. Coba deh kamu cek saat kamu pacaran.
Sering kan kamu merasa makan hati? Saat pacarmu ngobrol dengan cewek lain, kamu
merasa cemburu. Lha wong pacarmu bukan siapa-siapamu. Tapi ituah bodohnya!
·
Yang terbaik dan teraman adalah tidak pacaran. Ingat, mencegah lebih baik
daripada mengobati! Kehomatan dan kemuliaanmu akan terjaga.
·
Semuanya kembali pada dirimu. Apakah kamu akan memuliakan dirimu dengan
tidak pacaran untuk menjaga kesucian diri? Ataukah kamu tega merendahkan dan
menghinakan dirimu sendiri dengan pacaran dan terjebak dalam kemaksiatan? Tentu
saja sebagai orang beriman, kamu memilih menjaga kesucian diri. Maka, jomblo
sebelum nikah adalah pilihan.
Buku ini juga dilengkapi dengan bab-bab yang sukses membuat baper.
Layoutnya juga keren, bikin segar mata. Nggak nyesel deh sudah baca.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar