Senin, 14 Maret 2016

Berhenti Mengeluh

Tidak semua hal yang kita inginkan, bisa diraih dengan mudah. Alam telah mengatur sedemikian rupa, seperti roda yang terus berputar. Seberapa kuat kita menghadapi ujian, seberapa tangguh tubuh kita kala kesakitan menerjang - semua ditentukan oleh bagaimana diri ini bersikap. Percuma jika terus mengeluh, karena semua hal yang kita hadapi tak akan berujung. 

Jika Tuhan tidak menciptakan antara si kaya dan si miskin, tentunya kehidupan tak akan berwarna. Tak akan ada yang berjuang melawan kerasnya kehidupan demi sesuap nasi yang harus dimakan, juga tak akan ada makhluk budiman yang akan memberi pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan. 
Hidup itu memang keras. Sekeras cadas di lautan. Tapi tahukah kamu, jika cadas keras itu bisa ditaklukkan?

Kamis, 10 Maret 2016

The Metropolis Union’s Family

Adalah SMA Kalang Kabut. Sekolah swasta yang hampir menyerupai angin ribut. Sampah bertebaran ditemui di mana-mana, coretan tembok nyaris tak bersisa, bahkan jendela kaca banyak yang bolong akibat siswanya yang menendang bola tak tahu arah. Saking bapernya hingga bola yang ditendang melayang melewati gawang dan menembus jendela kaca. 

Sungguh bukan salah sang penguasa (Baca: Kepala sekolah) murid-muridnya saja yang kelewat luar biasa. Sampai-sampai sepuluh orang pak kebun yang bekerja, nyaris kualahan tak terkira. Akibat pola siswanya yang tergesa-gesa. Pantas saja setiap tahunnya, SMA Kalang kabut selalu gagal mendapatkan piala kalpataru dari wali kota. Meskipun demikian, sekolah swasta itu tetaplah istimewa. Menjadi sekolah favorit di jajaran kaum sosialita. Entah bagaimana bisa, katanya sih meskipun terkenal bad boys and bad girls, siswa-siswinya juga dianugerahi kepintaran yang diluar logika.

Senin, 07 Maret 2016

Why Iam Write?




Semua berawal dari sebuah kegemaran.
Hingga lambat laun, kegemaran tersebut berubah menjadi sebuah kebutuhan.
Di tengah kegelisahan hidup yang tak paham akan arti sebuah keahlian, aku mencoba untuk melukis segala gundah dalam sebuah aksara.
Tak ada alasan lain selain sebagai bentuk pelampiasan.
Aku akui, aku bukanlah seorang yang pandai berbicara.
Menumpahkan isi hati menjadi sebuah suara.
Itulah mengapa aku lebih suka menggores dengan sentuhan pena.