Orang
boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang
dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pramoedya
Ananta Noer
Baca postingan sebelumnya 'why iam write?' di sini
Berawal
dari sebuah pertanyaan teman, tiba-tiba munculah ide untuk membuat tulisan ini.
Kenapa sih seseorang harus menulis dan memiliki karyanya sendiri?
Sebenarnya
menulis bukanlah sebuah keharusan, tetapi ada banyak hal positif yang terjadi
ketika seseorang menulis. Adalah hal yang menakjubkan tatkala rangkaian kata
berubah menjadi seuntai makna yang bisa menginspirasi banyak personal.
Awalnya
mungkin sekadar hobi atau kesenangan. Seseorang yang senang membaca belum tentu
bisa menulis, sedangkan penulis sudah pasti senang membaca. Raditya dika, Agnes
Davonar, Chaos @work dan sederet penulis bintang lainnya, mengawali karir dari
sebuah kesenangan, menulis catatan kegelisahannya di sebuah blog. Hingga
keberuntungan mengantarkan usaha dan kerja kerasnya menjadi penulis terkenal.
Bukankah hal yang paling menyenangkan adalah bekerja berdasarkan hobi? Tidak
ada tuntutan maupun tekanan, hati juga lebih lapang.
Tetapi
ada juga yang menulis lantaran tuntutan pekerjaan. Seperti jurnalis, script writer, dan banyak lainnya.
Menulis itu juga seperti sebuah obat. Tak
jarang orang yang galau, sembuh setelah ia menulis. Mencurahkan segenap isi
hatinya ke dalam tulisan apik nan menarik sehingga mampu mengantarkan pembaca pada
perasaan yang dirasakan oleh penulisnya. Bisa dikatakan mereka menulis agar
berdamai dengan dirinya sendiri. Sebagai amunisi bagi mereka tak banyak biacara
di depan publik.
Tingkatan
teratas mengapa seseorang harus menulis adalah menyuarakan kebenaran. Ada
seseorang yang mengatakan, menulis itu seperti berdakwah. Menamkan nilai luhur
yang baik bagi pembacanya. Dengan menulis, seseorang turut memberikan warisan
tak ternilai bagi anak cucunya kelak.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar