Senin, 23 Juli 2018

Bonus Demografi


Bonus demografi adalah sebuah kondisi di mana populasi penduduk suatu negeri didominasi oleh penduduk usia produktif.  Rentan usia produktif adalah 15-64 tahun. 
Saya mendengar istilah ini pada saat kelas 3 SMK, dan pada saat itu usia saya adalah 17 tahun. Tak banyak yang terpikir oleh saya kala itu, karena yang terpikir hanyalah bagaimana caranya bisa lulus sekolah dengan nilai bagus agar bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah. 
Beranjak pada masa kuliah, ada sebuah massa, di saat mata kuliah pendidikan kewarganegaraan kami melakukan debat kelas. Ada yang mengatakan program KB cukup efektif untuk menanggulangi kemiskinan penduduk negeri. Kemudian saya berpikir, kalau semua masyarakat mencanangkan KB dan hanya memiliki keturanan terbatas, anggaplah 2 anak cukup. Lalu apa kabar bonus demografi nanti? Padahal kabarnya Indonesia akan mengalami puncak demografi pada saat tahun 2030 mendatang. 

Demografi itu luar biasa besar efeknya. Jepang bisa maju dan berhasil keluar dari terpuruknya kondisi pasca ledakan bom di Nagasaki dan Hirosima berkat negaranya yang mengalami bonus demografi. 
Kalau kata Ir. Soekarno (Presiden pertama Indonesia) “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” 
 Wah, betapa dahsyatnya pengaruh pemuda itu. Tentunya pemuda yang berintegritas dan berwawasan luas, bukan pemuda yang mengkuti arus global seperti generasi tiktok. *ehhh  
Intinya, bukan pemuda alay dan juga hanya bisa berkritik pedas layaknya para netizen di media sosial, namun  pemuda yang memiliki solusi dan berkeinginan kuat memberikan kontribusi positif terhadap negeri. 
Dan saat ini kita sudah  hampir berada di penghujung tahun 2018. Sebentar lagi 2019, dan semakin cepat pula kita akan menuju 2030. 
Di samping isu-isu negatif generasi muda yang berlaku postif di media sosial, sebenarnya banyak sekali pemuda negeri ini yang peduli dan mulai beraksi untuk memajukan negeri. Saya menemui banyak komunitas-komunitas yang peduli terhadap anak pedalaman, aware  terhadap betapa pentingnya literasi dan masih banyak lainnya. Dan ketika melihat hal tersebut, saya optimis jika 2030 nanti Indonesia bisa mengambil kesempatan emas bonus demografi tersebut dengan baik dan bijaksana, Insyaallah Indonesia bisa seperti Jepang bahkan bisa melampaui. Amin ya rabbal alamin.
Yuk, budayakan tabayyun dan kurang-kurangi debat kusir di media sosial. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar