Jumat, 14 Oktober 2016

Kata Orang Aku Pandai

PANDAI ...
Sebuah anugerah dengan padanan kata sempurna.
Siapa yang tidak menginginkan dirinya pandai? Tidak ada!
Semua orang menginginkan dirinya pandai, tak peduli sekeras apa pun mereka berusaha.
Ibuku pandai, tak pernah absen dari juara kelas, bintang kelas kesayangan semua orang.
Kata para tetangga, kepandaian ibuku menurun padaku.
Tetapi bagiku, hal itu bukanlah sebuah kehormatan. Karena yang orang katakan tidaklah sepenuhnya benar.


Mereka hanya menilai kepandaianku dari nilaiku yang tak pernah merah, juga aku yang kerapkali menjadi juara. Sama halnya dengan ibuku semasa sekolah dulu.
Tak banyak orang yang tahu apabila aku merasa tertekan dengan semua ini.
Sepengetahuanku, aku menjadi juara karena aku yang mudah menghafal. Aku yang selalu beruntung karena soal yang muncul kala ujian sama dengan materi yang hafalkan di malam hari sebelumnya.
Tak banyak yang tahu, selepas ujian berlangsung, semua hafalan yang dengan susah payah aku hafalkan langsung sirna dan tak berbekas.
Awalnya aku tak pernah mempermasalahkan, hingga waktu semakin berjalan, aku merasa kinerja otakku melemah. Aku seringkali lupa terhadap banyak hal, aku juga mudah pusing padahal baru membaca satu halaman.

Definisi pintar yang orang berikan kini menjadi beban, semakin menjadi beban kala aku merasa memori di otakku tak lagi ada dan hilang.


***

2 komentar:

  1. Bner bgt itu kak. Org sih gk tw yg sbnarnya, pdhl emg kta jg yg brusha spya bisa jd pintar dn tetap pintar..

    BalasHapus
  2. Bner bgt itu kak. Org sih gk tw yg sbnarnya, pdhl emg kta jg yg brusha spya bisa jd pintar dn tetap pintar..

    BalasHapus