Masih segar dalam ingatan, kala itu sedang berlangsung pelajaran matematika. Keadaan yang tidak lagi konduktif memaksa pak Sofyan untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar yang tengah berlangsung. Teman-teman kita menyambut dengan sangat antusias. Mereka membiarkan buku catatan mereka tergeletak tak berdaya di atas bangku sekolah yang telah penuh dengan coretan tangan mereka sendiri. Ada yang memilih bergosip, bernyanyi ria meskipun suaranya terdengar fals, ada juga yang memutuskan bermain bola di belakang.
Lain
halnya dengan mereka, kita memilih untuk melipat kertas bekas oretan menjadi sebuah perahu kertas. Kita
tertawa, saling melempar ejekan, juga, Sesekali kita saling memotret perahu kertas yang
telah jadi.