Sabtu, 23 April 2016

Melukis Sebuah Elegi

Tentang seorang gadis belia yang terlalu berambisi terhadap segala hal. Mengerahkan sekuat tenaga agar bisa mengoptimalisasi dirinya dengan baik. Mencurahkan segala pikiran dan kemampuan agar segala yang dikerjakannya bernilai manfaat. Jelasnya, ingin mengaktualisasikan diri sebaik-baiknya. 

        Namun gadis itu lupa. Ia seakan terlena dengan dunianya sendiri. Ia melupakan kehidupan yang seharusnya ia lewatkan dengan santai dan fun. Awalnya hanya sebatas mengabaikan chat seorang teman yang menanyakan sedang apa, baginya mengerjakan segala planning yang ia buat dengan tepat waktu lebih penting. Ia tak punya banyak waktu untuk berbasa-basi. 
        
     Ketika bumi selesai melakukan rotasi dalam sehari, kemudian berganti berevolusi  ke tahun berikutnya - gadis itu mulai sadar akan beberapa hal. Ia tak lagi menjadi gadis belia yang jago berdebat, ia tak lagi menjadi bintang kelas, ia juga gagal memenangkan beberapa perlombaan. Parahnya ketika gadis tersebut melakukan evaluasi terhadap hasil kerjanya dalam setahun, banyak planning yang justru gagal. Semua berantakan. Gadis itu sedih, ia menangis dalam keremangan malam. Ia sendiri, teman-temannya telah pergi. 

    Menyalakan laptop yang menjadi teman dekatnya selama ini, ia mulai mengingat kepingan memory yang bertahun-tahun lalu ia jalani. Pada wallpaper tercetak dengan jelas, foto dirinya bersama empat orang sahabat yang tengah tertawa lepas di tengah ilalang yang menjulang. Di belakang terdapat backgraund pegunungan hijau yang sangat indah.   Tiba-tiba ia mengharapkan moment-moment itu terjadi lagi. 

     Gadis itu menyesal, ia tidak bisa fokus pada satu hal yang berarti dalam hidupnya. Ia memaksakan otaknya bekerja sepuluh kali lebih berat dari biasanya. Jika diperumpamakan tekhnologi, kini ia seperti komputer lemot yang kebanyakan aplikasi.

***

Terkait ilustrasi diatas; 

Hanya ingin berbagi sebuah kisah. Tentang sangat pentingnya sebuah fokus itu. Terkadang manusia berpura-pura bisa, ia melakukan banyak hal yang melampaui batas kemampuan diri sendiri. Dan pada akhirnya segala hal  yang dikerjakannya alih-alih berjalan lancar, justru berantakan, dan hasil yang dicapai juga tidak maksimal. Lebih baik fokus tetapi mendapatkan hasil yang sempurna dan memuaskan.


"Kuncinya terletak bukan pada bagaimana anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu anda." - Stephen R. Covey


Tidak ada komentar:

Posting Komentar