Sabtu, 03 Februari 2018

[Bookmark] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit



            Saya tuh paling suka kalau baca novel terus tokoh perempuannya dikelilingi/disayangi oleh banyak laki-laki. Bukan punya banyak suami loh ya maksudnya, I mean si tokoh perempuan merupakan adik bungsu kakak-kakaknya yang semuanya laki-laki. Atau nggak sepupunya laki-laki semua, si tokoh tersebut doang yang perempuan. Hahaha … Mungkin karena saya suka membaca cerita sambil membayangkan jadi si tokoh perempuan tersebut kali yaa, jadi baper.

            Kemudian di Secangkir Kopi dan Pencakar Langit ini si tokoh perempuan—Ataya—merupakan satu-satunya karyawan cewek di divisi IT. Semua pada sayang lagi sama si Ataya, menganggap si Ataya adik bontot mereka. Ataya itu ceria dan easy going, pantas sih banyak yang senang sama dia. Tetapi di balik keceriaan itu, Ataya menyimpan beban yang cukup berat. Ayahnya terkena struk, dan dia yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Membayar biaya sekolah adik-adiknya juga.

Lewat si Ataya ini saya seperti terasa ditampar, ternyata ada loh perempuan yang menanggung beban lebih berat dari saya tetapi tetap ceria, sedangkan saya yang begini saya masih suka mengeluh. Meskipun harus dituntut mandiri saya masih punya orangtua sehat, suatu hal yang seharusnya banyak-banyak saya syukuri.

Nah, kembali ke si Ataya. Dia ini dihadapkan dengan dua lelaki yang notabene merupakan temannya di kantor. Ghilman si suamiable sama Satriya—si cowok yang tidak percaya sama namanya iner beuty—tapi kena tulah ketika bertemu Ataya yang smart.

Bisa kalian tebak sendiri kelanjutannya? Yap, kisah cinta segitiga. Dan saya senang ketika diending Ataya menikah dengan lelaki yang tepat. Nah siapa lelaki tersebut, kalian harus cari tahu sendiri. Bagaimana pun saya nggak mau spoiler banyak-banyak.

Yang jelas, lelaki yang siap menanggung hidup kita lebih baik daripada lelaki yang  hanya mampu menemani kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar