Novel karya Ika
Vihara ini bercerita tentang pahit manis sebuah kehidupan bernama pernikahan.
Jadi, kalau kalian yang masih belum berumah tangga dan menganggap pernikahan
itu isinya happy-happy atau romantisan aja seperti postingan pasutri di
instagram, kalian salah. Dan saya menyarankan untuk membaca novel ini.
Di dalam My
Bittersweet Marriage ini, kita akan berkenalan dengan tokoh Hesa dan Afnan.
Hesa adalah seorang berkebangsaan Indonesia, berumur 27 tahun yang diberikan
signal oleh sang mama untuk segera menikah. Kebetulan lelaki yang akan
dikenalkan pada Hesa itu adalah Afnan Moller. Lelaki berkebangsaan Denmark yang
notabene merupakan anak teman dekat mamanya Hesa.
Awalnya Hesa
menolak tegas untuk dikenalkan dengan Afnan. Gadis yang sudah cukup matang dari
segi usia untuk menikah itu berasumsi jika ada yang tidak beres dari seorang
Afnan. Bagaimana mungkin lelaki setengah bule yang tampan dan kaya seperti
Afnan susah mendapatkan jodoh, dan masih melajang di usia 30 tahun. Padahal
ketika Hesa memperlihatkan foto Afnan pada sahabatnya, sahabatnya tersebut
langsung kagum dan mengatakan jika rela melepas suaminya kini jika Afnan ini
mau padanya. Hesa semakin yakin jika Afnan ini hanya casingnya saja yang
bagus, bisa saja orientasi seksualnya bermasalah atau bla bla bla lainnya.
Itu hanya asumsi
awalnya, karena kemudian ketika pertemuan kedua—pertemuan pertama isinya hanya
jabat tangan dan tersenyum pada Hesa—asumsi itu mulai runtuh pada sat
interaksinya dengan Afnan lumayan berjalan lancar dan Afnan langsung melamar
Hesa pada saat itu.
Untuk selanjutnya
mereka menikah dan Hesa diboyong ke Aarus, sebuah kota yang dekat dengan kutub
utara tempat Afnan bekerja di sebuah kampus dan rumah sakit di sana. Kehidupan
pelik dan manis dalam pernikahan pun dimulai. Untuk cerita lengkapnya silahkan
baca sendiri novelnya.
Point yang
saya temukan di novel ini, saya merasa sedikit senasib dengan Hesa. Loh, kok
sedikit?
Karena pada
kenyataannya saya belum menikah dengan lelaki tampan setengah bule dan mapan
seperti Afnan. Saya hanya merasa senasib dengan Hesa pada saat Hesa malas untuk
datang ke acara reuni atau undangan pernikahan lantaran malas ditanya terus
kapan nikah. Lol J
Kesimpulannya,
bagi kalian yang sudah menikah jangan tanya terus pada teman kalian yang masih
jomblo kapan nyusul. Kalau bisa jangan mesra-mesraan dengan pasangan di depan
yang jomblo. Karena itu hanya bikin hati pra jomblo nelangsa. Sekian ....
Ups, paragraf
terakhir di atas tadi cuma kidding alias bercanda loh, gengs. *Salam sejahtera
bagi para jomblo J

Tidak ada komentar:
Posting Komentar